[Biology] Struktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
Februari 24, 2013
0
komentar
Struktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
Perhatikan tanaman atau tumbuhan yang ada disekitar
rumah anda atau tempat tinggal atau dimana pun! Tentunya tanaman tersebut
terdiri atas berbagai macam organ seperti akar, batang, daun, buah, bunga dan
biji. Masing-masing organ tersebut memiliki peranan penting bagi tumbuhan.
Bagaimana struktur dari masing-masing organ tumbuhan tersebut...? Jaringan apa
sajakah yang menyusun organ-organ tersebut...?
A. Jaringan pada Tumbuhan
A. Jaringan pada Tumbuhan
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur
dan fungsi yang sama. Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel melakukan
pembelahan diri. Namun, pada perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel hanya
terbatas pada jaringan yang bersifat embrionik. Jaringan yang bersifat
embrionik adalah jaringan meristem yang selalu membelah diri. Pada korteks
batang terjadi pembelahan tetapi pembelahannya sangat terbatas. Sel meristem
tumbuh dan mengalami spesialisasi membentuk berbagai macam jaringan. Jaringan
yang terbentuk tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri lagi.
Jaringan ini disebut jaringan dewasa.
1. Jaringan Meristem
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus-menerus
membelah. Berdasarkan asal usulnya, jaringan meristem dikelompokkan menjadi 2,
yaitu :
a. Jaringan meristem primer
a. Jaringan meristem primer
Jaringan meristem primer merupakan perkembangan lebih
lanjut dari pertumbuhan embrio. Contohnya ujung batang dan ujung akar. Meristem
yang di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Aktivitas jaringan
meristem primer mengakibatkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan
jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.
b. Jaringan meristem sekunder
b. Jaringan meristem sekunder
Jaringan
meristem ini berasal dari jaringan dewasa, yaitu kambium dan gabus. Pertumbuhan
jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan
meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.
Berdasarkan posisi dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Meristem apikal; terdapat di ujung pucuk utama, pucuk lateral, serta ujung akar.
b. Meristem interkalar; terdapat di antara jaringan dewasa, contoh pada pangkal ruas suku rumput-rumputan.
c. Meristem lateral; terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen).
2. Jaringan Dewasa
Berdasarkan posisi dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Meristem apikal; terdapat di ujung pucuk utama, pucuk lateral, serta ujung akar.
b. Meristem interkalar; terdapat di antara jaringan dewasa, contoh pada pangkal ruas suku rumput-rumputan.
c. Meristem lateral; terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya. Contohnya kambium dan kambium gabus (felogen).
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti
membelah. Sifat-sifat jaringan dewasa antara lain sebagai berikut.
a. Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri.
b. Ukuran relatif besar dibanding sel meristem.
c. Memiliki vakuola yang besar.
d. Kadang-kadang selnya sudah mati.
e. Dinding sel telah mengalami penebalan.
f. Terdapat ruang antarsel.
a. Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri.
b. Ukuran relatif besar dibanding sel meristem.
c. Memiliki vakuola yang besar.
d. Kadang-kadang selnya sudah mati.
e. Dinding sel telah mengalami penebalan.
f. Terdapat ruang antarsel.
Menurut asal meristemnya, jaringan dewasa dibedakan
atas jaringan primer dan jaringan sekunder. Jaringan primer berasal dari
meristem primer, sedangkan jaringan sekunder berasal dari meristem sekunder.
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain :
a. Jaringan pelindung (epidermis)
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain :
a. Jaringan pelindung (epidermis)
Jaringan ini terdapat pada permukaan organ-organ
tumbuhan primer seperti akar, batang, daun, buah, dan biji. Jaringan epidermis
berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari pengaruh faktor luar yang
merugikan pertumbuhannya. Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat-alat
tambahan lain (derivat epidermis), misalnya stoma, trikoma, sel kipas,
sistolit, sel silica, dan sel gabus.
b. Jaringan dasar (parenkim)
b. Jaringan dasar (parenkim)
Jaringan ini terbentuk dari sel-sel hidup dengan
struktur morfologi dan fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan kegiatan
proses fisiologis. Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun yang kadang
berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang.
c. Jaringan penyokong (penguat)
c. Jaringan penyokong (penguat)
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang memberi
kekuatan bagi tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong
dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Jaringan
kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang bagian
sudut dinding selnya mengalami penebalan selulosa dan sel-selnya hidup.
Jaringan ini terdapat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan
pertumbuhan dan perkembangan. Kolenkim mempunyai protoplas, sel primer yang
lebih tebal daripada sel parenkim. Jaringan kolenkim biasanya berkelompok dalam
bentuk untaian atau silinder. Oleh karena kolenkim tidak mempunyai dinding
sekunder dan bahan penguat (lignin) maka kolenkim dapat menyokong batang tanpa
menghalangi pertumbuhan. Kolenkim tumbuh memanjang mengikuti daun dan akar yang
disokongnya.
2) Jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh
dindingnya mengalami penebalan sehingga memiliki sifat kuat. Jaringan ini hanya
dijumpai pada bagian tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut (serat-serat sklerenkim)
dan sklereid (sel batu). Serabut umumnya dalam bentuk untaian atau dalam bentuk
lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serabut biasanya berbentuk seludang yang
berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam
xilem dan floem. Sklereid lebih pendek daripada serat.
d. Jaringan pengangkut (vaskuler)
d. Jaringan pengangkut (vaskuler)
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi
berupa xilem dan floem. Xilem terdiri atas trakea, trakeid, serta unsur lain
seperti serabut xilem dan parenkim xilem.
1) Xilem
Umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati, dinding
sangat tebal tersusun dari zat lignin sehingga xylem berfungsi juga sebagai
jaringan penguat. Xilem berfungsi mengangkut air dari akar melewati batang dan
menuju ke daun. Unsur xilem terdiri atas unsur trakeal, serabut xilem, dan
parenkim xilem.
2) Floem
Floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari
daun menuju ke seluruh tubuh tumbuhan. Floem terdiri atas buluh tapis,
unsur-unsur tapis, sel pengiring, parenkim floem, dan serabut floem.
Berdasarkan posisi xilem dan floem, berkas pengangkut dapat dibedakan menjadi 3
tipe, yaitu kolateral, konsentris, dan radial.
1) Tipe kolateral
Berkas pengangkut disebut kolateral jika berkas
pengangkut xilem dan floem terletak berdampingan. Floem berada di bagian luar
dari xilem.
Tipe kolateral dibagi menjadi 2, yaitu kolateral
terbuka dan kolateral tertutup. Jika antara xilem dan floem terdapat kambium
maka disebut kolateral terbuka. Kolateral terbuka dijumpai pada dicotyledon dan
gymnospermae. Pada kolateral tertutup, antara xilem dan floem tidak
terdapat kambium misal pada monocotyledon.
2) Tipe konsentris
2) Tipe konsentris
Tipe berkas pengangkut disebut konsentris apabila
xylem dikelilingi floem atau sebaliknya.
3) Tipe radial
3) Tipe radial
Disebut tipe radial apabila xilem dan floem letaknya
bergantian menurut jari-jari lingkaran. Contoh pada akar monocotyledon.
e. Jaringan sekretoris
Jaringan sekretoris disebut juga kelenjar internal
karena senyawa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh. Jaringan sekretoris
dibagi menjadi sel kelenjar, saluran kelenjar, dan saluran getah. Sel kelenjar
mengandung bermacam senyawa hasil metabolisme. Saluran kelanjar adalah sel
berdinding tipis dengan protoplasma yang kental mengelilingi suatu ruas berisi
senyawa yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Saluran getah terdiri atas sel-sel
atau sederet sel yang mengalami fusi, berisi getah, dan membentuk suatu sistem
jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain.
B. Organ Tumbuhan
1. Akar
Akar merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi menyerap
air dan mineral dari dalam tanah. Tidak semua akar dapat mengisap zat-zat
makanan, tetapi hanya bagian tertentu saja yaitu bagian yang belum diliputi
gabus dan bagian yang belum tua. Bagian yang berperan dalam penghisapan makanan
ini mudah mengalami kerusakan karena lingkungan yang tidak cocok, misalnya
karena aerasi yang jelek, kurangnya kadar air dalam tanah, tingginya keasaman
tanah.
Bagian-bagian akar adalah sebagai berikut :
Bagian-bagian akar adalah sebagai berikut :
a. Meristem apikal
Meristem apikal terdapat di bagian ujung akar,
merupakan titik awal pertumbuhan akar. Pembelahan meristem apikal membentuk
daerah pemanjangan, dan kemudian daerah deferensiasi. Daerah diferensiasi
dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Daerah pendewasaan jaringan primer
b. Daerah jaringan primer yang sudah dewasa. Setelah itu terjadi pertumbuhan jaringan sekunder.
b. Kaliptra
a. Daerah pendewasaan jaringan primer
b. Daerah jaringan primer yang sudah dewasa. Setelah itu terjadi pertumbuhan jaringan sekunder.
b. Kaliptra
Kaliptra merupakan tudung akar atau bagian yang
menutupi meristem apikal. Kaliptra berfungsi sebagai sarung pelindung akar.
Tudung akar berasal dari meristem apikal dan terdiri dari sel-sel parenkim. Sel
sel dipermukaannya terus menerus lepas secara berkesambungan, dan sel
dibawahnya menjadi berlendir. Sel-sel baru terbentuk pada tudung akar bagian
dalam dari meristem apikal.
Struktur anatomi akar dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
a. Epidermis (lapisan luar/kulit luar)
Struktur anatomi akar dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
a. Epidermis (lapisan luar/kulit luar)
Epidermis akar terdiri atas satu lapis sel yang
tersusun rapat. Epidermis akar umumnya tidak berkutikula. Pada daerah dekat
ujung akar, sel-sel epidermis ini termodifikasi menjadi bulu-bulu akar. Bulu
akar berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan.
b. Korteks (lapisan pertama/kulit pertama)
b. Korteks (lapisan pertama/kulit pertama)
Korteks merupakan daerah antara epidermis dengan
silinder pusat. Korteks terdiri atas sel-sel parenkim yang berdinding tipis dan
tersusun melingkar. Di dalam korteks terdapat ruang-ruang antarsel sebagai
tempat penyimpanan udara. Fungsi korteks adalah sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan.
c. Endodermis (lapisan antara korteks dan stele)
c. Endodermis (lapisan antara korteks dan stele)
Lapisan endodermis akar terletak di sebelah dalam
korteks, yaitu berupa sebaris sel yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel.
Dinding sel endodermis mengalami penebalan gabus. Penebalan berupa rangkaian
berbentuk pita. Penebalan seperti pita ini disebut pita kaspari. Penebalan
semula berupa titik yang disebut titik kaspari. Penebalan gabus menyebabkan
dinding sel tidak dapat ditembus oleh air. Untuk masuk ke silinder pusat, air
melalui endodermis yang dindingnya tidak mengalami penebalan yang disebut
dengan sel penerus. Endodermis berperan mengatur lalu lintas zat ke dalam
pembuluh akar.
d. Stele (silinder pusat, yaitu lapisan tengah akar)
Silinder pusat terletak di sebelah dalam endodermis.
Di dalamnya terdapat pembuluh kayu (xilem), pembuluh tapis (floem) yang sangat
berperan dalam proses pengangkutan air dan mineral, dan perisikel yang berada
tepat di sebelah dalam endodermis. Perisikel berfungsi membentuk akar cabang.
Akar ini akan menembus ke luar melalui endodermis, korteks, dan epidermis.
Pertumbuhan cabang akar ini disebut pertumbuhan endogen. Pada tanaman dikotil,
di antara xilem dan floem terdapat kambium ikatan pembuluh. Pada tanaman
monokotil, selain xilem dan floem terdapat empulur tetapi tidak terdapat
kambium ikatan pembuluh.
v Berdasarkan
strukturnya, secara umum terdapat dua macam akar, yaitu akar tunggang dan akar
serabut.
a. Akar tunggang
Akar tunggang berasal dari akar lembaga yang tumbuh
terus menjadi akar primer (akar pokok). Akar tunggang terdapat pada tumbuhan
dikotil dan tumbuhan berbiji terbuka. Berdasarkan percabangan dan bentuknya,
akar tunggang dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:
1) Akar tunggang tidak bercabang atau sedikit bercabang. Jika ada percabangannya biasanya terdiri atas akar-akar halus yang berbentuk serabut. Akar tunggang demikian sering kali berhubungan dengan fungsinya menyimpan air dan makanan. Akar tersebut mempunyai bentuk yang istimewa. Akar tunggang pada tanaman wortel dan lobak disebut dengan akar tombak atau akar pena. Ada juga akar tunggang yang berbentuk gasing seperti yang terdapat pada tanaman bengkoang dan bit karena pangkal akar besar membulat. Akar-akar serabut sebagai cabang hanya terdapat pada ujung yang sempit meruncing.
2) Akar tunggang bercabang. Akar ini berbentuk kerucut panjang tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak sehingga memberi kekuatan yang lebih besar pada batang. Daerah perakaran menjadi luas sehingga penyerapan makanan lebih banyak. Akar tunggang jenis ini banyak dijumpai pada tanaman yang ditanam dari biji missal pohon mangga, nangka, rambutan dll.
b. Akar serabut
Akar serabut adalah akar yang tumbuh dari pangkal
batang setelah akar lembaga (embrio) mati. Akar ini terutama terdapat pada
tumbuhan monokotil. Pada tumbuhan berakar tunggang terdapat akar lembaga yang
tumbuh terus membesar dan memanjang dan akhirnya menjadi akar primer atau akar
pokok, sedangkan pada tumbuhan berakar serabut akar lembaga tidak tumbuh terus
dan akhirnya mati. Pada pangkal batang akan tumbuh akar serabut yang ukurannya
lebih kecil daripada akar lembaga, namun bercabang-cabang.
Berdasarkan cirinya, akar serabut dibagi dalam berbagai bentuk, yaitu:
1) akar bentuk benang, misalnya pada tanaman padi dan jagung,
2) akar gantung atau akar udara, misalnya pada pohon beringin,
3) akar pengisap, misalnya pada benalu,
4) akar pelekat, misalnya pada sirih,
5) akar nafas, misalnya pada bogem,
6) akar tunjang, misalnya pada pandan dan bakau,
7) akar pembelit, misalnya pada vanili,
8) akar banir, misalnya pada sukun, dan
9) akar lutut, misalnya pada pohon tanjung.
Fungsi akar antara lain sebagai berikut :
a. Menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah
Berdasarkan cirinya, akar serabut dibagi dalam berbagai bentuk, yaitu:
1) akar bentuk benang, misalnya pada tanaman padi dan jagung,
2) akar gantung atau akar udara, misalnya pada pohon beringin,
3) akar pengisap, misalnya pada benalu,
4) akar pelekat, misalnya pada sirih,
5) akar nafas, misalnya pada bogem,
6) akar tunjang, misalnya pada pandan dan bakau,
7) akar pembelit, misalnya pada vanili,
8) akar banir, misalnya pada sukun, dan
9) akar lutut, misalnya pada pohon tanjung.
Fungsi akar antara lain sebagai berikut :
a. Menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah
Akar dipergunakan oleh tumbuhan untuk memperoleh
bahan-bahan yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Akar menyerap bahan-bahan
mineral bersamaan dengan air dari lingkungannya. Air masuk ke dalam akar
melalui rambut-rambut akar. Rambut akar atau bulu akar merupakan perubahan
bentuk dari jaringan epidermis akar yang berfungsi mengisap air dan unsur-unsur
hara dari dalam tanah.
b. Memperkokoh berdirinya batang tanaman
b. Memperkokoh berdirinya batang tanaman
Akar dapat memperkokoh berdirinya tumbuhan sehingga
dapat berdiri tegak di tempat tumbuhnya. Tumbuhan yang tinggi membutuhkan
sistem perakaran yang semakin kuat untuk menahan terpaan angin yang semakin
besar.
c. Tempat menyimpan cadangan makanan
c. Tempat menyimpan cadangan makanan
Sebagian tanaman menyimpan cadangan makanan pada
akarnya. Makanan yang disimpan biasanya berupa pati atau tepung. Cadangan
makanan yang tersimpan dalam akar dipergunakan selama masa pertumbuhan tertentu
dan akan digunakan untuk proses pertumbuhan pada masa pertumbuhan selanjutnya.
Sebagian tanaman yang tergolong herba sangat tergantung pada cadangan makanan
yang tersimpan dalam akar terutama untuk mengatasi kondisi lingkungan yang
buruk, misalnya pada musim kemarau sehingga tanaman tersebut dapat bertahan
hidup.
d. Bernapas (respirasi)
d. Bernapas (respirasi)
Sel-sel yang terdapat pada akar juga membutuhkan
oksigen untuk melakukan pernapasan seperti halnya sel-sel pada makhluk hidup
lainnya. Untuk mencukupi kebutuhan akan oksigen tersebut maka akar mengambil
oksigen dari rongga-rongga partikel tanah. Tanah yang gembur akan lebih mudah
ditembus oleh udara sehingga kandungan oksigennya akan semakin banyak
dibandingkan tanah yang padat. Tanah gembur dan banyak mengandung kompos atau
tanah berpasir memiliki banyak rongga sehingga mudah ditembus udara.
e. Alat perbanyakan secara vegetatif
e. Alat perbanyakan secara vegetatif
Akar sebagai alat perbanyakan secara vegetatif,
misalnya pada pohon sukun dan cemara. Pada tanaman sukun dan cemara akar yang
menyumbul dari dalam tanah dapat menghasilkan tunas dan akhirnya menjadi
tanaman baru.
2. Batang
Fungsi batang antara lain sebagai berikut :
a. Mendukung tubuh tumbuhan.
b. Sebagai alat transportasi air, mineral, dan bahan-bahan makanan.
c. Merupakan tempat tumbuhnya cabang, daun, dan bunga.
2. Batang
Fungsi batang antara lain sebagai berikut :
a. Mendukung tubuh tumbuhan.
b. Sebagai alat transportasi air, mineral, dan bahan-bahan makanan.
c. Merupakan tempat tumbuhnya cabang, daun, dan bunga.
Struktur
batang lebih kompleks dibandingkan dengan akar. Batang ada yang tumbuh di atas
tanah dan di bawah tanah. Batang yang tumbuh di dalam tanah berfungsi untuk
menyimpan cadangan makanan, misalnya pada tanaman jahe. Batang tumbuhan
tersusun dari tiga sistem jaringan, yaitu:
a. epidermis
b. korteks
c. endodermis
a. epidermis
b. korteks
c. endodermis
Kambium
hanya di miliki oleh tumbuhan dikotil, dibedakan menjadi 2:
1. Kambium intravaskuler: Kambium terletak di antara xylem dan floem.
2. Kambium intervaskuler: Kambium terletak di antara dua berkas pengangkut.
Jenis batang pada tumbuhan angiospermae ada tiga, yaitu:
1. Tipe lunak berair (herbaseus atau terna). Contoh: Kaktus.
2. Tipe berkayu (lignosus). Contoh: Pohon mangga, pohon beringin, pohon jati.
3. Tipe rumput (kalmus). Contoh: Tanaman padi.
1. Kambium intravaskuler: Kambium terletak di antara xylem dan floem.
2. Kambium intervaskuler: Kambium terletak di antara dua berkas pengangkut.
Jenis batang pada tumbuhan angiospermae ada tiga, yaitu:
1. Tipe lunak berair (herbaseus atau terna). Contoh: Kaktus.
2. Tipe berkayu (lignosus). Contoh: Pohon mangga, pohon beringin, pohon jati.
3. Tipe rumput (kalmus). Contoh: Tanaman padi.
Beberapa spesies tumbuhan memiliki batang yang
mengalami modifikasi untuk fungsi yang beragam. Modifikasi batang antara lain
sebagai berikut :
1. Rhizoma
Rhizoma adalah batang yang tumbuh horizontal di dalam
tanah atau dekat dengan permukaan tanah. Rhizoma mempunyai ruas-ruas pendek dan
pada bukunya terdapat daun-daun seperti sisik. Di sepanjang rhizome dapat
dijumpai adanya akar adventif, terutama di permukaan bagian bawah. Rhizoma
merupakan tempat menyimpan cadangan makanan, misalnya pada famili Zingiberaceae
(jahe-jahean).
2. Stolon
2. Stolon
Stolon mirip dengan runner, tetapi biasanya tumbuh
tegak di dalam tanah.
3. Runner
Runner adalah batang yang tumbuh horizontal di atas tanah,
umumnya di sepanjang permukaan tanah, dan mempunyai ruas yang panjang, misalnya
pada tanaman stroberi.
4. Umbi batang (tuber)
4. Umbi batang (tuber)
Misal pada kentang berkembangnya beberapa ruas di
ujung stolon. Mata tunas pada umbi kentang merupakan kuncup yang terdapat pada
buku batang, setiap mata tunas tersebut akan mampu berkembang menjadi individu
baru.
5. Umbi lapis (bulb)
5. Umbi lapis (bulb)
Umbi lapis merupakan kuncup besar yang dikelilingi
oleh sejumlah daun berdaging, dengan satu batang kecil dan pendek pada ujung
bawah. Daun berdaging mengandung cadangan makanan. Pada bawang merah, daun
berdaging selalu dikelilingi oleh daun-daun seperti sisik. Umbi lapis juga
dijumpai pada tanaman tulip, lili, dan lain-lain.
6. Umbi kormus (corm)
6. Umbi kormus (corm)
Kormus mirip dengan umbi lapis tetapi bagian yang
membengkak seluruhnya merupakan jaringan batang. Helaian daun berbentuk sisik
menutupi seluruh permukaan kormus.
3. Daun (Folium)
Pada daun terjadi peristiwa fotosintesis. Fotosintesis
untuk memasak bahan makanan penyusun energi bagi tumbuhan ini dilakukan pada
bagian daun yang disebut klorofil.
Stomata berupa pori-pori kecil terdapat di epidermis
atas dan bawah daun. Pada tumbuhan darat jumlah stomata pada epidermis bawah
daun lebih banyak daripada epidermis atas daun. Hal ini merupakan adaptasi tumbuhan
untuk meminimalisasi hilangnya air dari daun. Celah stomata terbentuk apabila
sepasang sel penjaga stoma mengerut. Sel penjaga ini mengatur ukuran stomata
yang berperan penting dalam pertukaran gas (CO2 dan O2) yang terdapat di dalam
daun dengan lingkungan luar. Selain itu, stomata juga berperan dalam pengaturan
hilangnya air dari tumbuhan. Sistem jaringan dasar pada daun disebut dengan
mesofil. Pada daun tumbuhan dikotil, mesofilnya terdiferensiasi menjadi
jaringan pagar dan bunga karang.
Jaringan pagar dapat mengandung lebih dari 80 %
kloroplas daun, sedangkan jaringan bunga karang merupakan tempat pertukaran gas
karena sel-selnya tersusun longgar dengan ruang interselular yang banyak.
Tulang-tulang daun yang mengandung berkas pembuluh tersebar di seluruh mesofil.
Satu berkas pembuluh terdiri atas xilem dan floem dikelilingi oleh sel-sel
parenkim berdinding tebal yang disebut dengan seludang pembuluh.
Berkas pembuluh yang terdapat pada daun tersambung
secara kontinu dengan berkas pembuluh yang terdapat pada batang. Hal ini
memungkinkan tersalurkannya air dan mineral terlarut dari tanah ke daun dan
juga memungkinkan tersalurkannya hasil fotosintesis dari daun ke bagian
tumbuhan lainnya. Pada tumbuhan jagung dan tebu, seludang pembuluh adalah tempat
terjadinya siklus Calvin dari proses fotosintesis.
Daun lengkap terdiri
atas:
·
Tangkai daun
·
Pelepah daun
·
Helaian daun.
Jaringan penyusun daun:
1. Epidermis: berupasatu lapis sel, dinding sel mengalami penebalan dari zat kutin (kutikula) atau lignin, terdapat stomata, dan terkadang ada trikoma dan sel kipas
2. Mesofil: terdapat parenkim palisade (jaringan tiang), dan parenkim spons (jaringan bunga karang)
3. Berkas pengangkut terdapat dalam tulang daun (xylem dan floem)
1. Epidermis: berupasatu lapis sel, dinding sel mengalami penebalan dari zat kutin (kutikula) atau lignin, terdapat stomata, dan terkadang ada trikoma dan sel kipas
2. Mesofil: terdapat parenkim palisade (jaringan tiang), dan parenkim spons (jaringan bunga karang)
3. Berkas pengangkut terdapat dalam tulang daun (xylem dan floem)
4.
Bunga
Berfungsi dalam menghasilkan alat perkembangbiakan. Bunga
akan berkembang lebih lanjut membentuk buah dan biji. Daun mahkota dan daun
kelopak terdiri atas sel-sel parenkim. Epidermis pada daun kelopak dilapisi kutin,
stomata, dan trikoma. Daun mahkota mempunyai epidermis berupa tonjolan yang
disebut papila.
Benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari.
Kepala sari mempunyai beberapa lapisan dinding, yaitu epidermis, endotesium,
lapisan tengah dan tapetum. Putik terdiri atas kepala sari dan tangkai putik.
Bagian-bagian bunga.
1. Kelopak: melindungi bagian bunga yang ada di dalam
2. Mahkota: membungkus dan melindungi benang sari dan putik
3. Benang sari: alat perkembangbiakan jantan
4. Putik: alat perkembangan betina
1. Kelopak: melindungi bagian bunga yang ada di dalam
2. Mahkota: membungkus dan melindungi benang sari dan putik
3. Benang sari: alat perkembangbiakan jantan
4. Putik: alat perkembangan betina
Berdasarkan keberadaan bagian steril (pedunculus, pedicellus, receptacle,
brachtea, brachteola, sepal, dan petal) dan bagian fertil (benangsari
dan putik) bunga dapat digolongkan menjadi bunga lengkap (contoh:
bunga sepatu dan bunga melati) danbunga tak lengkap (contoh: bunga kelapa dan bunga salak).
Berdasarkan kelengkapan alat kelamin bunga dapat digolongkan dalam bunga sempurna (memiliki benang sari dan putik)
contoh: bunga papaya dan bunga terung,bunga tidak sempurna (memiliki benang sari atau putik saja)
contoh: bunga jagung dan bunga pinus
5.
Buah dan Biji
Buah merupakan perkembangan dari bakal buah. Buah yang
seluruhnya terbentuk dari bakal buah disebut buah sejati (mangga),
sedangkan yang terbentuk dari bakal buah dan bagian lain dari bunga di sebut buah semu (jambu
monyet).
Buah tersusun atas tiga bagian eksokarp (kulit buah), mesokarp (daging buah) dan endokarp
(lapisan dalam buah). Bakal BIJI yang terdapat dalam bakal buah
akan berkembang menjadi biji, yang merupakan alat perkembangbiakan utama. Biji
terdiri atas kulit biji, tali pusar/tangkai biji, inti biji/isi biji.
C. Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan
1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral
Pengangkutan air dan garam - garam
mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada tumbuhan biji dilakukan
melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari dalam tanah menuju
sel - sel akar.
Pengangkutan ini dilakukan diluar
berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme pengangkutan
ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar. selanjutnya diangkut
dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses
pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler.
Air dan garam mineral dari dalam
tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke
stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan.
a. Pengangkutan Ekstravaskuler
Dalam perjalanan menuju silinder pusat,
air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan
mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2
mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.
1. Pengangkutan
Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur
ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar tumbuhan, yaitu
dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi, aliran air secara
apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan
endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang
dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas
pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.
2. Pengangkutan
Simplas
Padap engangkutan ini, setelah
masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut bergerak
dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain
melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai
bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas
adalah sel - sel bulu akar menuju sel - sel korteks, endodermis,
perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam mineral siap diangkut keatas
menuju batang dan daun.
b. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah melewati sel - sel akar,
air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu (xilem) dan
selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai
kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang
berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel - sel
trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur
jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel - sel penyusun
jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel
trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan
kohesi air dalam sel trakea xilem.
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air.
a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Pada organ daun terdapat proses
penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang dikenal sebagai proses
transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan air dan timbul tarikan
terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya dan tarikan ini akan
diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air
pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun.
Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan
transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan
mekanisme pengaturan fisiologis yan g herhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan
terhadap lingkungan.
Ada beberapa
factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun, yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
3) Kelembaban udara
4) Kandungan air tanah.
1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
3) Kelembaban udara
4) Kandungan air tanah.
Di samping itu, transpirasi juga
dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di antaranya adalah banyaknya pembuluh,
ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh
kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem) tersusun seperti rangkaian
pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air
melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena
adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air
dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan
tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan
€taram mineral baik siang maupun malam. Pada malam hari, ketika transpirasi
sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan energi
untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi
stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran ion - ion ini keluar dari
stele.
Akumulasi mineral di dalam stele
akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk dari korteks akar,
menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan
getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar
juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih
pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun.
Biasanya air yang keluar dapat
kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada ujung-ujung helai
daun rumput atau pinggir daun kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.
3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis
Proses pengangkutan bahan makanan
dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi merupakan pemindahan
hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke bagian lain
tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil
fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis). Zat
terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa.
Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan
hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah
dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh xylem yang berjalan satu arah
dari akar kedaun, pengengkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegala
arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ
lain tumbuhan yang memerlukannya.
Satu pembuluh tapis dalam sebuah
berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu arah sementara cairan
didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah yang
berlaianan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah transport hanya
bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang
dihubungkan oleh pipa tersebut.
Sifat
Totipotensi
Adanya sifat
totipotensi pada jaringan tumbuhan dimanfaatkan untuk memperoleh anakan seragam
dalam jumlah banyak dan cepat.sel-sel tumbuhan dapat bersifat totipotensi
(berpotensi penuh), yaitu sel-sel tersebut dapat mempertahankan potensi zigot untuk
membentuk semua bagian organisme matang.
Teori totipotensi
di kemukanan oleh G. Heberland pada tahun 1898. Pada tahun
1950, F.C. Steward dan mahasiswanya memperoleh tanaman wortel
utuh dari sel somatik sel floem akar wortel.
Tahapan dalam totipotensi sel-sel wortel sehingga terbentuk individu baru
adalah sebagai berikut:
- Floem akar tanaman wortel
- Dipotong kecil-kecil masing-masing 2 mg
- Ditumbuhkan pada media bernutrien
- Sel-sel membelah, terbentuk kalus ( jaringan yang belum terdiferensiasi )
- Kalus dipisahkan dalam media nutrisi
- Kalus membelah diri membentuk embrio
- Terbentuk tanaman baru
Berdasarkan sifat totipotensi, satu bagian tanaman dapat diklon menjadi
tanaman identik secara genetik. Usahan memperoleh individu baru dari suatu sel
atau jaringan dikenal sengan kultur sel ataukultur jaringan.
Prinsip kultur sel atau kultur jaringan sama dengan prinsip perkembanga secaravegetatif denga
setek. Pada setek, setiap potonng bagian tumbuhan akan tumbuh
menjadi satu individu baru. Hanya saja, pada metode kultur jaringan
harus memperhatikan sterilitas alat dan bahan.
Pada kultur jaringan, sel atau jaringan ditumbuhkan untuk membentuk
organisme yang memiliki bagian yang lengkap. Pemberian nutrisi dan hormon
auksin dan sitokinin pada media pertumbuhannya, akan memacu pebelahan sel-sel
sehingga terjadi pertumbuhan. Jika tanaman dilukai, asam traumalin akan
menyembuhkan luka. Pemberian hormon auksin pada luka tersebut menyebabkan
pembelahan sel berlangsung cepat dan terbentuk gumpalan halus yang disebut
kalus yang belum terdiferensiasi. Sel-sel kalus tersebut dapat dikembangkan
menjadi individu baru. Dengan kultur jaringan, seluruh bagian tumbuhan dapat
dikembangkn menjadi individu baru (solomon et al.2005).
Keuntungan
penggunaan teknik kultur jaringan
- Bebas menentukan bagian tumbuhan yang akan dikultur
- Waktu yang dibutuhkan relatif singkat
- Tidak membutuhkan ruangan yang luas
- Cepat menghasilkan sejumlah tanaman baru dari satu jenis tanaman
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: [Biology] Struktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
Ditulis oleh Rezzky Novtavyan I.
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://rezky-a7x.blogspot.com/2013/02/biology-struktur-dan-jaringan-pada.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Rezzky Novtavyan I.
Rating Blog 5 dari 5
Posting Komentar